About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful.

Tuesday, January 10, 2012

Refleksi Humanistic Studies

Refleksi Humanistic Studies

Humanistic studies adalah mata kuliah yang mempelajari tentang manusia, cara manusia berinteraksi dengan sesama manusia. Itulah pengertian mata kuliah humanistic studies yang ada dalam pikiran saya sebelum mempelajari lebih lanjut mata kuliah ini. Namun, pada kenyaatannya sekarang setelah mempelajari mata kuliah ini bukan hanya cara berinteraksi antara manusia dengan sesama manusia yang dipelajari, tetapi tentang bagaimana manusia berinteraksi dengan Tuhannya. Dalam mata kuliah ini saya mendapatkan banyak pelajaran khususnya tentang keagamaan. Kini saya telah mengetahui berbagai pengetahuan umum tentang agama yang ada di Indonesia, selain mempelajari agama Islam sendiri.

Selain itu mata kuliah ini lebih membahas tentang mengapa kita perlu agama. Jujur saja sebelumnya, belum pernah terlintas dalam benak saya pertanyaan tentang mengapa saya perlu agama. Karena saya telah terlahir dengan agama Islam, yang bisa disebut dengan agama karena keturunan. Apakah saya yakin dengan agama saya? Ini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang menjadi sesuatu perubahan yang membuat saya menjadi lebih berpikir kritis dan lebih mempelajari agama. Karena jika ditelaah lagi, benar juga ya mengapa saya beragama Islam tidak Kristen atau Hindu? Ini membuat saya untuk mempelajari agama lebih dalam, dan saya sekarang yakin bahwa Islam agama yang terbaik untuk saya. Selain itu dengan mengetahui berbagai pengetahuan umum tentang agama, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa agama apapun baik Islam, Kristen, Hindu maupun Budha mengajarkan tentang kebaikan. Mengajarkan tentang kasih sayang, maka sebab itu cara pandang saya sekarang terhadap agama yang mungkin tadinya ekslusif hanya berpandangan bahwa agama saya paling benar dan yang lain salah, menjadi inklusif menganggap bahwa agama saya benar, tetapi agama yang lain belum tentu salah karena mereka juga memiliki keyakinan tersendiri.

Banyak masalah-masalah yang terjadi karena perbedaan agama diakibatkan oleh ilmu yang mereka pelajari hanya sebagian tidak menyeluruh, kurangnya pengetahuan mereka tentang betapa pentingnya hidup saling bertoleransi antar umat beragama dan pemikiran yang masih ortodoks. Mereka yang bermasalah memiliki keyakinan bahwa agama merekalah yang paling benar dan yang lain salah. Dari mata kuliah ini bukan berarti dengan saya mempercayai pada semua agama memiliki tujuan yang sama dan merubah keyakinan saya terhadap agama saya sendiri yaitu Islam, tetapi hanya sedikit mengubah bagaimana cara pandang saya terhadap agama lain.

Persoalan tentang konflik agama mungkin tidak akan pernah selesai jika mereka terus menerus mau menang sendiri. Terkadang saya sedih melihat konflik-konflik yang terjadi di negara kita sendiri, apalagi yang berhubungan dengan hak beragama. Khususnya untuk mereka yang minoritas, karena mayoritas di negara Indonesia ini adalah agama Islam. Saya melihat sebagian orang yang beragama Islam merasa paling berkuasa di negeri ini, seperti susahnya perizinan mendirikan tempat ibadah ( Gereja) untuk mereka agama kristen. Mengapa itu dipersulit? Mengapa warga banyak menentang dan malah menjadi konflik? Bukankah mereka juga berhak memilih agamanya sendiri dan berhak hidup nyaman? Bukankah dengan hidup saling bertoleransi akan lebih indah, hidup akan saling berdampingan walaupun berbeda keyakinan. Sesuai dengan semboyan negara kita, berbeda-beda tetapi satu jua. Menurut saya dalam hal apapun pasti ada perbedaan antar manusia, namun bagaimana kita menyikapinya itu adalah kuncinya. Apakah kita egois? Tentu akan menimbulkan konflik yang itu-itu saja tidak aka nada habisnya. Sebaiknya sebagai makhluk social yang saling membutuhkan satu sama lain, tumbuh rasa kasih sayang dan toleransi satu sama lain.

Secara keseluruhan saya mendapat banyak pelajaran dari mata kuliah ini, selain pengetahuan tentang agama tetapi juga dengan tugas-tugasnya yang sering membuat essay atau presentasi kelompok membuat saya dituntut untuk berpikir kritis untuk dapat menyelesaikan tugasnya. Dan melatih untuk bekerja sama serta bertukar pikiran. Itu perlu dipertahankan, Namun ada satu pertanyaan dan mungkin bisa sebagai saran, apakah mata kuliah humanistic adalah mata kuliah yang hanya membahas tentang agama? Karena selama ini yang saya dapat hanya adalah tentang agama semua yang berkaitan dengan agama. Harapan saya setelah mempelajari mata kuliah humanistic studies adalah semoga kelak setelah saya menjadi guru, saya dapat mendidik moral anak-anak Indonesia sebagai generasi penerus bangsa agar kelak tidak terjadi lagi konflik antar umat beragama di negara sendiri.

Monday, October 31, 2011

MAKNA DIBALIK KATA IDENTITAS

Oleh : Arsyiyatul Alawiyah

Identitas. Apakah itu identitas? Mengapa identitas sangat penting? Dalam kamus besar indonesia disebutkan bahwa identitas adalah ciri atau keadaan khusus seseorang, jati diri. Jadi, identitas tentu sangatlah penting. Karena itu merupakan ciri khas seseorang, identitas tersebut yang akan membedakan yang satu dengan yang lainnya. Seperti yang kita ketahui bersama setiap orang memiliki nama, nama tersebut mereupakan salah satu identitas kita. Dalam diri seseorang tentu saja tidak hanya memiliki satu identitas karena identitas itu bukan hanya nama.

Menurut Amir Maalouf identitas dapat ekslusif atau inklusif. Misalnya seorang warga Indonesia yang beretnis Cina menjadi minoritas di negara Indonesia, namun termasuk golongan penduduk terbesar di dunia. Disini identitas penulis yaitu sebagai seorang mahasiswa . Ciri khas seorang mahasiswa yaitu belajar, karena itu bagian dari kewajiban kita sebagai pelajar. Berbeda dengan seorang siswa yang tingkat SMA atau SMP sebagai “mahasiswa” kita pasti dituntut untuk bersifat lebih dewasa dan mampu berpikir krits. Karena perkembangan kognitif kita sudah lebih tinggi dari merekan yang notabene tingkat SMA atau SMP.

Selain dari segi tingkah laku, identitas juga dapat dilihat dari segi suku. Misalkan penulis adalah suku sunda, itu biasanya terlihat dari aksen saat berbicara dengan orang.
Setiap orang menunjukan identitasnya dengan cara yang berbeda-beda begitupun orang yang memberikan penilaian terhadap kita. Mereka akan memiliki penilaian tentang kita dengan presfektif yang berbeda-beda. Sebagai contohnya, penulis merupakan seorang mahasiswi disebuah sekolah tinggi. Bertemu dengan orang yang baru dikenal, dia tidak mengetahui penulis sebagai seorang mahasiswi karena dia melihatnya dari segi fisik, dengan fisik yang pendek dan mungkil itu terlihat seperti anak-anak yang masih SMA. Secara tidak langsung kita tidak sadar bahwa kita mempunyai kharakteristik tersendiri yang bisa membedakan yang satu dengan yang lainnya.

Agama juga merupkan bagian dari identitas, karena setiap agama memiliki keyakinan dan kebiasaan yang berbeda, misalkan dalam agama islam ada shalat 5 waktu. Itu merupakan salah satu identitas bahwa seseorang beragama islam.
Identitas dapat menjadi sebuah tameng, karena sesorang dapat terkenal dan dihormati dari kedudukannya dan sebaliknya seseorang dapat terkucilkan atau terabaikan. Selain identitas yang telah melekat sejak kita dilahirkan seperti nama dan etnik, ada juga identitas yang dapat kita ubah sesuai dengan usaha kita seperti jabatan. jika ikita ingin mendapatkan penghargaan dari orang lain, maka hargailah diri kita sendiri dan hargai dulu orang lain. Jika kita tidak dapat menghargai orang lain, maka jangan harap kita dapat dihargai orang lain.

Sunday, October 23, 2011

My First Reflection when Teaching Assistance

Arsyiyatul Alawiyah

2010110033

Teaching assistance in 3rd semester is very interesting. This is the SSE’s program for SSE student to become a new generation of teacher. That were new experience for me, because in the first and second semester I have observed how the learning process was going in elementary school. Now, I have to know and practice how to teach in secondary high school. We have to know that in secondary school the student become adolescence and they must be familiar to think logically and critically.

Since two week I placed in SMA 82. The general impression on the observed classroom in SMA 82, when the teacher teaching and learning process, sometimes is very silent and sometimes crowded. That situation make me confuse, what are means with silent whether the student stay focus or not. Many teacher in there said majority of the student are have a good background like a rich family, so they are is very less to respect the teacher when teaching and learning process. In my opinion when I have observed Mrs. S when teaching and learning mathematics not all the student focused on material, moreover the student who seat at the back they are look like get bored and feel sleepy. They are silent but doesn’t mean pay attention to the teacher.

In my opinion the seating arrangements of student are traditional which has teacher center learning is not effective, because there is large class size so not all of the student can well monitoring. The model of instruction which is the teacher using is direct instruction. She just writes in the white board and gives some exercise for student. This is the effective element when I observed, the teacher gave some exercise in order to assess whether students who following the lesson, have understood about the material or not. But, when the teacher walking around the class for looking whether students doing the exercise or not. Many students who ask about the exercise, they are need more explaining about the material.

I get a lot of lesson from this activity. With practice and observe to the real situation in school I can find the common problem that occurred in senior high school. There are many students who will teach with various characters. I have to creative for make the lesson interesting or fun and also the student get the material although there was mathematics lesson. I have to apply that material to the real life. It is because can make the student get the concepts itself. In the week two when I practice teaching in there, I will make lesson plan to prepare what I have to teach. I want to make some changes from Teacher Centered Learning (TCL) to Student Center Learning (SCL) with combine the model of instruction for make the lesson will not bored. Teacher as a facilitator for make the student keep spirit and have motivation to study, with student center learning the student actively involve, they will present each group and sharing each other’s.

Saturday, October 22, 2011

Nama sebagai Harapan dan Do'a

Nama sebagai Harapan dan Do’a

Apalah arti sebuah nama? Sebagian orang mengatakan seperti itu. Mengapa ada yang mengatakan hal tersebut? Padahal kita ketahui bersama bahwa nama adalah sebagi identitas kita, dimana dengan nama tersebut kita bisa menilai karakteristik seseorang. Namun pepatah mengatakan carilah nama untuk anakmu sebaik mungkin. Karena itu akan disandangnya seumur hidup. Apakah sepenting itukah sebuah nama sehingga harus mencari yang sebaik mungkin? Ya, tentu saja. Karena nama mengandung sebuah harapan dan doa. Kasihan anak kita jika diberikan nama yang seadanya tanpa dipikirkan terlebih dahulu untuk masa depannya, dia akan menjadi bahan ejekan di masyarakat. Setidaknya dari hal yang terkecil dahulu kita memberinya nama dengan penuh harapan dan do’a untuk kehidupannya.

Arsyiyatul Alawiyah. Begitulah nama saya, Nama yang bagus, karena itu pemberian dari kakek saya . Nama yang terskesan sangat ke arab-araban karena itu di ambil dari kitab suci al quran Arsy dalam Bahasa Arab ‘Arasy adalah makhluk tertinggi, berupa singgasana Allah Swt. Saya sendiri tidak tahu seperti apakah wujud dari singgasana tersebut, yang jelas saya membayangkan bahwa Arsy itu sangat tinggi.

Pernah terbersit dalam benak saya, apakah saya pantas menyadang nama yang begitu baik ini? Sepintas sempat terbersit untuk mengganti nama, dengan Cantika mungkin, mengapa? Karena dengan nama yang terkesan ke arab-araban atau islami, saya khawatir jika ingin pergi untuk bersekolah ataupun berkunjung ke negara Amerika saya disangka seorang teroris. Secara terkesan dari sepintas namanya. Namun betapa berartinya nama ini bagi saya, karena saya tahu bahwa selain kakek saya adalah seorang tokoh agama yang disegani di masyakart, tidak akan mungkin beliau memberikan nama kepada cucunya begitu saja, tanpa alasan dan makna tersendiri.

Kata orang tua saya Arsy itu diambil dari nama buyut saya Arsa. Kebetulan saya anak pertama yang lahir pada bulan Ramadhan.Mungkin karena bulan ramadhan bulan yang suci, pemberian nama yang bernuansa islami sangat cocok. Entah siapa nama saya jika bukan kakek saya yang memberikan dan saya bukan dilahirkan dikeluarga Arsa. Bersyukur sekali karena nama saya tidak pasaran. Seringkali saat saya berkenalan nama saya dipuji sebagi nama yang bagus. Semoga sesuai yang diharapkan oleh pemberi nama. Tak jarang orang membayangkan karakteristik seseorang dari namanya. Apakah benar nama sangat menentukan perilaku seseorang? Menurut pengetahuan saya, itu kembali lagi kepada diri kita masing-masing, walaupun kita diberikan nama yang baik tetapi kita tidak bisa menjaga nama baik kita, maka tak jarang orang mengatakan, apalah arti sebuah nama, karena sifat dan kelakuannya sangat bertolak belakang dengan namanya. Misalnya nama Budiman, terlihat sepintas walaupun kita tidak tahu bagaimana sikapnya, kita menerka bahwa orang itu baik budinya. Tetapi setelah diperhatikan dalam beberapa tahun kedepan ternyata kelakuan dia sangat bertolak belakang dengan namanya.

Oleh karena itu saya tidak ingin membuat orang tua dan keluarga saya kecewa, dengan nama yang baik saya harus tunjukan bahwa saya bisa melakukan yang terbaik untuk keluarga, agama dan bangsa.

Friday, October 7, 2011

The case between Poverty – Landuse/soil - Bussiness

As we know that, Bali is a tourism destiny. There are many interesting places such as restaurant, mall, hotel, beach, art shop and public facilities are built to earn money. Those things attract the investor (domestic or foreign) to invest their money on. They buy the land to build mall, villa or hotel especially in Kuta, Jimbaran, Nusa Dua around Denpasar. At the first time Balinese do not want to sell their land but they change their mind because the investors want to buy it expensively. They love money and need it. So they sell the land. Day by by, there are many building there. The land and the rice field change to be villa. Balinese realize that Bali is crowded and the culture is almost lost. The societies are afraid of poverty and then the government makes a law about selling the land and builds the place.

Kasus yang berkaitan dengan Kemiskinan-Penggunaan Tanah-Bisnis

Seperti yang kita ketahui, Bali adalah tempat tujuan wisata. Disana banyak tempat-tempat menarik seperti restoran, mall, hotel pantai, toko seni dan fasilitas umum yang dibangun untuk menghasilkan uang. Hal-hal tersebut menarik investor baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri untuk menginvestasikan uang mereka. Mereka membeli tanah untuk membangun mall, villa maupun hotel khususnya di daerah Kuta, Jimbaran, Nusa Dua dan daerah di sekitar Denpasar. Pada mulanya, masyarakat Bali tidak ingin menjual tanah mereka tetapi akhirnya mereka merubah pikiran mereka karena investor ingin membelinya dengan harga mahal. Masyarakat Bali sangat suka uang dan membutuhkannya. Jadi mereka menjual tanahnya. Hari demi hari banyak bangunan baru bermunculan disana. Tanah dan sawah berubah menjadi villa. Masyarakat Bali pun sadar bahwa Bali semakin ramai dan budayanya semakin luntur. Masyarakat takut akan kemiskinan kemudian pemerintah membuat peraturan tentang peenjualan tanah dan pembangunan.

Grup : Arsyiyatul Alawiyah

Leni Herlina

Luh Putu Ariasih

Monday, October 3, 2011

MY FOOTPRINT

My score in foot print is 0,47. Footprint is a quiz where we can calculate how much we have used natural resources for survival. My score is a good if all people in the earth like me. I compare my score with my place at that time in Jakarta. To reduce my foot print for transportation I have to walk, bike, or take public transit whenever possible. Because, by doing something like that we can save the earth with reduce air pollution and traffic jams. And also eating food from organic foods not always eating foot that contain preservative. For more information about how to reduce your footprint and save the earth you can visit the link http://myfootprint.org/en/take_action/reduce_your_footprint/.

Reduce your footprint: Ecological Footprint Quiz by Center for Sustainable Economy

Reduce your footprint: Ecological Footprint Quiz by Center for Sustainable Economy